platmerahonline.com
- Indonesia dengan penduduk mencapai
240 juta jiwa menjadi pasar yang besar bagi sektor perdagangan untuk meraup
keuntungan.
Besarnya
keuntungan yang ditawarkan inilah membuat praktik penyelewengan seperti
penyeludupan marak terjadi. Ini terlihat pada saat Menteri Perdagangan Gita
Wirjawan melakukan sidak di ITC Roxy Mas, Jakarta Barat. Mendag menemukan
penjual barang elektronik yang menjual kartu garansi dan buku manual palsu
untuk produk ilegal.
Direktur
Jenderal Perdagangan Luar Negeri Bachrul Chairi menyebutkan, nilai impor produk
elektronik khusus ponsel tahun lalu mencapai USD 2 miliar. Demikian, berita
tersebut dilansir melalui “merdeka.com” (09/5). Kemendag memperkirakan jumlah
ponsel terbaru yang diselundupkan, seperti yang mereka temui di Roxy, mencapai
30 persen dari total impor nasional.
“Ya berarti kira-kira USD 600 jutaan (sekitar Rp 5,8 triliun) kerugian negara,” ungkap Bachrul.
Anggota
Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) komisi VI Erik Satya Wardhana mengatakan
penyeludupan barang elektronik hanya sebagian kecil dari tindak pelanggaran
yang terjadi di Tanah Air. Suburnya praktik ini dikarenakan tingkat pengawasan
yang rendah dari pihak aparat keamanan dan direktorat kementerian terkait.
Erik
mensinyalir praktik ini juga melibatkan para birokrat tersebut sehingga sulit
untuk dihapuskan. “Masalahnya ini tidak terlalu sulit dideteksi. Jadi kalau
masih saja ditemukan berarti pemberian hukuman yang tidak sampai ke akarnya,”
ujarnya saat dihubungi merdeka.com di Jakarta, Rabu (8/5) malam.
Selain
barang elektronik, komoditas tekstil menempati urutan teratas dalam volume
barang yang diseludupkan ke Tanah Air. China menjadi negara utama dari mana
barang selundupan itu berasal.
“Semakin hari penyeludupan ini kecendrungannya semakin meningkat dari sisi
volume. Tentunya ini merugikan Indonesia,” tuturnya.
Erik
menegaskan hasil temuan Gita Wirjawan dalam sidak harus ditindaklanjuti dengan
mengusut pelaku penyeludupan hingga tuntas. Jika tidak maka Gita dinilai hanya
melakukan pencitraan saja.
Posting Komentar