Pallung_ Zakir Team |
Kenapa?. Angka 2000/liter bukanlah duit sedikit jika dikalkulasi dengan jutaan barrel yang dijual Pertamina. Dengan alasan menyelamatkan APBN…..cara pintas tersebut ditempuh.
Sayang…manuver tidak diimbangi kontrol harga pangan yang juga ikut melambung. Seperti yang diulas Kompas atas kenaikan harga ayam hingga 200% pasca bensin berubah harga.
Bensin naik tidaklah sesederhana yang
dibayangkan. Implikasi yang ditimbulkan sudah mencakup urusan perut.
Kenapa?. Lawong harga pangan melambung 'nggilani'. Di luar ayam yang
terdongkrak 200% dari harga normal…sembako juga mengikuti dan kini sudah
nongkrong diangka 30%.
Jadi kita tidak bisa hanya melihat dari sisi
kendaraan saja. Konyolnya pihak penguasa kurang peka terhadap situasi
dilapangan….cuek bebek ora perduli. Terkesan melakukan pembiaran atau
menyerahkan kepada hukum pasar. Sebagai warga negara yang baik…tidak ada
pilihan selain mengikuti peraturan yang dikeluarkan oleh pemerintah.
Apalagi dengan dalih menekan pengeluaran subsidi hingga 97 T (total
subsidi 297T menjadi hanya 200T)…adalah hal mulia jika kita bisa
membantu. Hanya saja….subsidi terasa hambar jika kita sudi mengintip
dilapangan……
Premium masih halal diembat siapa saja.
Mobil pribadi Kijang Innova, Yaris, Jazz bahkan Fortuner yang notabene
mobil kelas atas tanpa malu mengantri Premium di SPBU bersama para
angkot. Fakta ini sering ditemui hampir di seluruh SPBU.
Spec mobil yang meminta asupan oktan 92 tidak digubris dan
lebih memilih bensin bersubisi yang lebih murah. Padahal bagi
mereka…. percaya dech Rp.10.000,- seperti duit receh tidak berguna. Sedang bagi
para biker…contohnya tukang ojek yang mengandalkan mencari nafkah dari
transportasi wira wiri sehari-hari, uang segitu luar biasa nilainya.
Belum lagi secara hitung-hitungan volume, motor jauh lebih irit untuk
menempuh perjalanan. Ibaratnya 500km motor hanya menghabiskan Premium
10liter maka mobil 33liter. Nah….jelas to maksude?. So…mana yang
harusnya disubsidi?. Monggo sampeyan nilai sendiri. Hal seperti inilah
yang kudu dipikirkan sang penguasa dalam menggodok sebuah peraturan yang
komprehensif serta terukur….
Seperti yang kita tahu, seiring
pengumuman No 07 PM/12/MEM/2013 tentang penyesuaian harga jual eceran
BBM bersubsidi yang membuat bensin premium (gasoline ron 88) 6.500 per
liter serta minyak solar (gas oil) 5.500 pr liter….seperti biasa
pemerintah berencana menggelontorkan BLSM sekitar Rp 9,3 triliun untuk
15,5 juta keluarga miskin yang jika dikalkulasi maka sebesar Rp 150 ribu
per keluarga per bulan selama empat bulan. Sebuah tindakan yang sangat
jauh dari kata efektif.
Dan mencermati atas hitung-hitungan diatas…sudah
saatnya pemerintah membuat aturan yang jelas agar subsidi tepat
sasaran. KAMI MASIH PERCAYA MAKSUD PEMERINTAH UNTUK BERBUA YANG TERBAIK UNTUK RAKYAT DAN BANGSANYA..............................
Percayalah…jika semua sudah dilakukan,
kita semua bakal IKHLAS berapapun harga banderol yang dipasang. Kalau
tidak….niscaya isu BBM tidak akan pernah kelar sampai kapanpun.
Sementara sebagai biker…marilah kita DUKUNG program pengiritan BBM
dengan cara BERKENDARA YANG BAIK DAN BENAR. Semakin irit penggunaan
bensin maka uang anggaran pemerintah juga semakin tidak terkuras.
#zAkIR tAeM GoD bLESH You All
Posting Komentar