lpksmCEEBES._Pemadaman listrik adalah suatu hal yang
menjengkelkan, terlebih jika pemadaman dilakukan pada waktu-waktu sibuk
seperti jam kerja.
Tanpa adanya listrik, praktis tak banyak yang bisa
kita lakukan. Seperti kita ketahui jika Indonesia sendiri termasuk dalam
negara yang kurang dalam supply energi khususnya listrik. Untuk itu,
pemadaman bergilir merupakan konsekuensi yang harus diterima ketika
konsumsi energi yang tinggi tak di imbangi dengan ketersediaan sumber
energi yang cukup.
Hal ini diperparah dengan kondisi kelistrikan yang
tak terkontrol sehingga terjadi losses energi yang cukup besar.
Dalam terminologi kelistrikan, setidaknya terdapat 2 faktor yang berpengaruh terhadap losses tersebut.
- Faktor pertama adalah faktor teknis dimana problematika power quality menjadi aktor utama yang menyebabkannya.
- Faktor kedua adalah faktor yang bersifat non teknis seperti pencurian listrik. Untuk negara-negara berkembang, faktor kedua tak dapat dianggap sepele.
Jika faktor teknis lebih mudah untuk
dikalkulasi, maka faktor non teknis tak dapat dihitung dengan cara yang
sederhana. Dibutuhkan metode khusus untuk mendeteksi adanya pencurian
listrik. Seperti apakah metoda yang digunakan?
Beberapa metoda dapat digunakan untuk mendeteksi aktifitas “kriminal” ini.
Setidaknya terdapat 2 metode yang umum digunakan yakni metode “Physical Detection” dan “Metode Customer Consumption”
Metode deteksi fisik adalah metode yang
dilakukan dengan mencari jejak gangguan dalam utilitas meteran segel,
gangguan pada sambungan layanan, gangguan dalam meter segel akurasi,
kabel tambahan (digunakan untuk penyadapan langsung) dan tidak
ditentukan dalam standar konstruksi, dll. Metode ini menjadi sangat
sulit jika penyambungan disembunyikan dengan hati-hati dan terlihat
nyaris “tanpa jejak” jika diamati dengan menggunakan mata telanjang.
Metode kedua adalah metode konsumsi
pelanggan. Ketika seorang pelanggan mencuri listrik, ada kemungkinan
besar bahwa konsumsi rutin mereka (seperti meteran) secara signifikan
akan turun. Salah satu cara untuk mendeteksi pencurian adalah ketika
konsumsi energi yang tercatat tidak sebanding dengan perangkat mereka
gunakan. Meski metode ini tidak 100% akurat, namun kejanggalan yang
ditemukan dapat memicu investigasi lebih lanjut.
Di Indonesia, biasanya petugas memiliki perangkat-perangkat khusus seperti clamp power
untuk mendeteksi adanya pencurian listrik. Dengan melakukan pengukuran
di jalur input supply listrik, maka petugas tinggal mencocokkan nilai
yang terbaca dengan spesifikasi pembatas arus. Meski terlihat sederhana,
terkadang petugas pun harus kucing-kucingan dengan pelanggan nakal ini.
Terlebih jika pencurian dilakukan dengan menggunakan perangkat canggih.
Posting Komentar