photo BANNERLPKSM_zps120bacdb.jpg
Home » » Rencana PENGHAPUSAN KRL Ekonomi Lintas SERPONG dan BEKASI

Rencana PENGHAPUSAN KRL Ekonomi Lintas SERPONG dan BEKASI

Written By CELEBES on Kamis, 28 Maret 2013 | 00.49


Rencana penghapusan KRL Ekonomi Lintas Serpong dan Bekasi pada 1 April 2013 menuai protes dan kecaman, khususnya dari para penumpang. Bila kebijakan itu tetap diberlakukan, Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Jakarta khawatir akan terjadi gejolak dari para penumpang pada 1 April.

"Kami khawatir terjadi gejolak dari penumpang pada 1 April. Kami khawatir gejolak itu berpotensi terjadi sikap represif dari penumpang," kata Direktur LBH Jakarta Febi Yonesta di Gedung LBH Jakarta, Jalan Diponegoro, Menteng, Jakarta Pusat, Rabu (27/3/2013).

Menurut Febi, kebijakan meniadakan beroperasinya KRL Ekonomi hanya akan memaksa para penumpang beralih ke KRL Commuter Line yang notabene harga tiketnya jauh lebih mahal. Alhasil, beban biaya transportasi bagi para penumpang akan bertambah besar hanya untuk menuju ke tempat kerjanya.

"Kebijakan penghapusan itu kan menyangkut hajat hidup banyak penumpang," ujar dia.

Karena itu, bersama LBH Jakarta, Persatuan Penumpang dan Pengguna Jasa KRL Ekonomi Jalur Lintas Bekasi-Jakarta menolak kebijakan penghapusan KRL Ekonomi karena hanya akan memberatkan beban transportasi masyarakat golongan bawah. Menurut Febi, penghapusan KRL Ekonomi adalah upaya pelepasan tanggung jawab pemerintah kepada warga negaranya.

"Di mana hal itu melanggar Pasal 153 ayat 1 Undang-Undang Nomor 23 tahun 2007 tentang Perkeretaapian. Pasal 153 ayat 1 itu menyatakan untuk pelayanan kelas ekonomi, dalam hal tarif angkutan yang ditetapkan pemerintah atau pemerintah daerah sebagaimana dimaksud Pasal 152 ayat 2 huruf a, lebih rendah daripada tarif yang dihitung Penyelenggara Sarana Perkeretaapian," kata dia.

Tari dari Persatuan Penumpang Kereta mengungkapkan, dengan KRL Ekonomi para penumpang cukup mengeluarkan biaya Rp 2 ribu untuk tiket sekali perjalanan. Jika KRL Ekonomi tetap dihapuskan, maka para penumpang mau tidak mau dipaksa untuk beralih menggunakan KRL Commuter Line dengan harga tiket Rp 8.500 per tiket sekali perjalanan.

"Kalau KRL Ekonomi memang satu-satunya moda tranportasi yang terjangkau, yang diperuntukkan khusus untuk golongan ke bawah," ungkap Tari.

PT KAI (Persero) mulai 1 April 2013 tidak akan lagi mengoperasikan KRL Non-AC (Ekonomi) Lintas Serpong dan Bekasi. Menurut Manajer Komunikasi PT KRL Commuter Line Jakarta (KCJ), Eva Chairunisa, untuk mengisi kekosongan jadwal perjalanan dan mengganti perjalanan KRL Non-AC tersebut, maka jumlah perjalanan KRL AC Commuter Line akan ditingkatkan dengan penambahan rangkaian KRL AC Commuter Line baru.

"2 rangkaian KRL AC Commuter Line untuk lintas Bekasi dan 2 rangkaian lagi untuk lintas Serpong," kata Eva.

Ia mengatakan, tidak dioperasikannya KRL Non-AC pada lintas Bekasi dan Serpong dikarenakan kondisi KRL yang sudah tidak layak guna. Belum lagi dengan banyaknya gangguan yang terjadi pada KRL Non-AC tersebut juga kerap mengganggu kenyamanan perjalanan KRL secara keseluruhan.

Direktur Utama PT KCJ, Tri Handoyo menambahkan, berdasarkan catatan sepanjang tahun 2012 lalu, telah terjadi 1.228 pembatalan perjalanan KRL Non AC. Pembatalan itu terjadi dikarenakan rangkaian KRL mengalami kerusakan.

"Pembatalan itu akhirnya berdampak pada 4.217 perjalanan KRL lain yang turut mengalami gangguan," imbuh Tri. (Mut)


Sumber :
Liputan6.com.
Share this article :

Posting Komentar

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. Lembaga Perlindungan Konsumen CELEBES - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger