photo BANNERLPKSM_zps120bacdb.jpg
Home » » Peringatan Emil Salim ke Kementan: Indonesia Jadi ‘Sampah’ Penjualan Pestisida Dunia

Peringatan Emil Salim ke Kementan: Indonesia Jadi ‘Sampah’ Penjualan Pestisida Dunia

Written By CELEBES on Rabu, 05 Juni 2013 | 07.29

Ketika beberapa minggu lalu (Mei 2013) menghadiri rapat OKPO Pokja Otoritas Kompeten Pangan Organik (OKPO), dan mendiskusikan progres pertanian organik di Indonesia, salah seorang anggota Pokja mengeluhkan betapa Menteri Pertanian sangat sulit diajak audiensi mengenai masalah sistem  pertanian organik.

Jadi, walaupun Pokja (kelompok kerja, yang terdiri dari beberapa stakeholder, saya termasuk anggotanya) ini dibawah Kementan, tetapi ibaratnya seperti anak tiri, tidak dipedulikan.

Jangankan peduli pada sistem pertanian organik, kecendrungannya malah semakin pro kepada penggunaan pestisida  yang berlebihan.

Padahal, untuk permasalahan pestisida ini,  Emil Salim, pakar lingkungan telah memberi peringatan kepada Menteri Pertanian, Suswano, bahwa Indonesia jadi ’sampah’ penjualan pestisida dunia.
Jadi jika di dunia telah dilarang, disini masih digunakan. Seperti pestisida jenis  organoclorin, DDT, dan organoposfat masih banyak digunakan secara illegal di berbagai daerah.

Dan dampak pemakaian pestisida bagi lingkungan mulai terlihat sekarang.  Keseimbangan ekosistem terganggu. Hama-hama mulai resisten. Studi dari FAO dan UGM menyebutkan bahwa pestisida berspektrum luas telah mematikan juga predator (musuh alami) hama. Selain itu, hama padi seperti wereng coklat, akan semakin resisten terhadap pestisida, sehingga membunuhnya harus dengan dosis pestisida yang semakin besar.

Dan hukum lingkaran setan pestisida pun berlaku. Seperti ketika terjadi serangan hama di seantero Jawa pada tahun 2010, Kementan membagikan pestisida ratusan ton ke petani. Sudahlah benihnya jelek sekali (benih hibrida impor dari China), menyebabkan puso, datang pula serangan hama yang sangat besar.

Penjualan pestisida di Indonesia memang menggiurkan. Angka resminya mencapai Rp 6-7 Trilyun. Tetapi yang tidak resminya bisa mencapai 2 kali lipat. Dan yang parahnya, Kementan banyak meloloskan merk-merk baru pestisida. Sehingga mencapai ribuan merk pestisida dan herbisida. Ada apa ini? Makanya tidak heran Emil Salim memberi peringatan seperti itu.

Dampak pestisida dan herbisida bagi manusia dan lingkungan
Beberapa merk terkenal  pestisida  dan herbisida, walaupun telah dinyatakan ‘aman’oleh kementan, ternyata memiliki dampak yang cukup signifikan bagi kesehatan manusia. Sebenarnya tidak ada ‘batas aman’ untuk kategori pestisida apapun, karena dampaknya yang bahaya dan sifatnya yang persisten di alam dan manusia.
Riset terbaru adalah dampak Round Up Ready (RR), herbisida produksi Monsanto, sebuah perusahaan MultinasionalCompany berbasis di AS dan memonopoli penjualan herbisida dunia.

Riset ini menyebutkan bahwa glifosat (kandungan utama RR) yang telah disemprotkan dijutaan ton ha pertanian menjadi penyebab tingginya resiko penyakit parkinson, kanker, dan gangguan organ tubuh lainnya. Walaupun disemprot ke tanaman, ternyata glifosat tetap ‘bersarang’  (residu) di pangan yang dikonsumsi manusia.

Di Indonesia, herbisida RR sangat luas digunakan untuk membasmi gulma. Apalagi tampaknya jika Kementan setuju terhadap penggunaan sistem pertanian rekayasa genetika,  dimana tanaman yang digunakan adalah benih RR, maka lonjakan pemakaian herbisida RR ini bisa berlipat-lipat.

Disini Monsanto akan menguasai penjualan mulai dari benih transgeniknya,  hingga herbisida RR, karena benih transgenik RR hanya tahan terhadap herbisida RR (monopoli benih dan sarana produksi pertanian oleh Monsanto).

Jadi, jika di AS sendiri EPA (Enviromental Protection Agency) membatasi secara ketat herbisida RR, maka bisa jadi penjualannya akan masuk ke Indonesia, untuk tetap meningkatkan keuntungan penjualan pestisida mereka secara global.

Sumber : Kompasiana
Share this article :

Posting Komentar

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. Lembaga Perlindungan Konsumen CELEBES - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger