ZAT-ZAT KIMIA DALAM MAKANAN
Zat aditif pada makanan adalah zat yang
ditambahkan dan dicampurkan dalam pengolahan makanan untuk meningkatkan mutu,
lebih menarik dengan rasa yang enak, rupa dan konsentrasinya baik serta awet
maka perlu ditambahkan bahan makanan atau dikenal dengan nama lain “food
additive”.
Jenis¬-jenis zat aditif antara lain pewarna, penyedap rasa, penambah aroma, pemanis, pengawet, pengemulsi dan pemutih. Zat aditif pada makanan ada yang alami dan ada yang buatan (sintetik).
Untuk zat aditif alami tidak banyak menyebabkan
efek samping sedangkan semua bahan kimia jika digunakan atau dikonsumsi secara
berlebih pada umumnya bersifat racun bagi manusia. Mari kita bahas satu-persatu
zat-zat aditif yang biasa terdapat pada makanan:
A. PEWARNA MAKANAN
A. PEWARNA MAKANAN
Perlu diwaspadai ketika membeli makanan dengan
pemberian warna yang sedemikian menarik karena berbagi jenis makanan modern
seperti kue, permen, minuman suplemen, makanan ringan, eskrim dan
makanan-makanan instan lainya cenderung mengandung bahan pewarna tambahan
(aditif) dengan kadar yang tinggi. Pewarna makanan ada yang alami dan ada pula
yang buatan, Pewarna alami adalah pigmen – pigmen yang diperoleh dari bahan
nabati, hewani, bakteri, dan alga. Pigmen tersebut antara lain:
1. Antosianin
(oranye, merah, biru)
2.
Betasianin dan betanin (kuning dan merah)
3.
Karotenid (kuning, merah, dan oranye)
4.
Klorofil
(warna hijau sampai hijau kotor)
5.
Flavoid (kuning)
6.
Tanin
(kuning)
7.
Betalain (kuning dan merah)
8.
Kuinon
(kuning sampai hitam)
9.
Xantin (kuning)
1. Pigmen
heme (merah dan cokalt)
Beberapa faktor mengapa orang-orang menggunakan
pewarna pada makanan diantaranya:
1. mengimbangi
pemudaran warna karena paparan cahaya, udara, perubahan suhu dan kelembapan
2. memperbaiki
variasi warna
3. menguatkan
warna yang terjadi secara alami
4. mewarnai
bahan makanan yang tak berwarna
5. membuat
makanan lebih menarik sehingga mengundang selera
Pada bulan November 2007, sebuah hasil
penelitian yang diterbitkan di jurnal medis terkemuka Lancet mengungkapkan
bahwa beberapa zat pewarna makanan meningkatkan tingkat hiperaktivitas
anak-anak usia 3-9 tahun, Hiperaktivitas adalah suatu keadaan dimana anak
memiliki kesulitan untuk mengontrol perilaku dan memusatkan perhatian sehingga
timbul aktivitas yang berlebih dan tak terkendali.
Beberapa jenis pewarna buatan yang terkenal dan beberapa efek samping yang ditimbulkannya
1.
Tartrazine (E102 atau Yellow 5)
Tartrazine adalah pewarna kuning yang banyak
digunakan dalam makanan dan obat-obatan. Yang berakibat meningkatkan
hiperaktivitas anak, pada sekitar 1- 10 dari sepuluh ribu orang dan menimbulkan
efek samping langsung seperti urtikaria (ruam kulit), rinitis (hidung meler),
asma, purpura (kulit lebam) dan anafilaksis sistemik (shock).
Zat ini akan lebih berbahaya lagi pada
penderita asma atau orang yang sensitif terhadap aspirin.
2. Sunset Yellow (E110, Orange Yellow S atau Yellow 6)
Sunset Yellow dapat ditemukan dalam makanan
seperti jus jeruk, es krim, ikan kalengan, keju, jeli, minuman soda dan banyak
obat-obatan.
Untuk sekelompok kecil individu, konsumsi
pewarna aditif ini dapat menimbulkan urtikaria, rinitis, alergi,
hiperaktivitas, sakit perut, mual, dan muntah. zat ini telah dihubungkan dengan
peningkatan kejadian tumor pada hewan dan kerusakan kromosom, namun Kajian
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) tidak menemukan bukti insiden tumor meningkat
baik dalam jangka pendek dan jangka panjang karena konsumsi Sunset Yellow.
3. Ponceau 4R (E124 atau SX Purple)
Ponceau 4R adalah pewarna merah hati yang
digunakan dalam berbagai produk seperti: selai, kue, agar-agar dan minuman
ringan. Zat tersebut berpotensi memicu hiperaktivitas pada anak, dan dianggap
karsinogenik (penyebab kanker) di beberapa negara.
4. Allura Red (E129)
Allura Red adalah pewarna sinetis merah jingga
yang banyak digunakan pada permen dan minuman.
Allura Red sudah dilarang di banyak negara.
Sebuah studi menunjukkan bahwa reaksi
hipersensitivitas terjadi pada 15% orang yang mengkonsumsi Allura Red. dalam
studi itu, 52% telah menderita gatal-gatal atau ruam kulit.
5. Quinoline Yellow (E104)
5. Quinoline Yellow (E104)
Pewarna makanan kuning ini digunakan dalam
produk seperti es krim dan minuman energi. Zat ini sudah dilarang di banyak
negara karena meningkatkan risiko hiperaktivitas dan serangan asma.
Beberapa pewarna alami adalah sebagai berikut :
Beberapa pewarna alami adalah sebagai berikut :
a. Klorofil
Klorofil
adalah zat warna alami hijau yang umumnya terdapat pada daun.. Terdapat dua
jenis klorofil yang telah berhasil diisolasi yaitu klorofil a dan klorofil b.
keduanya terdapat pada tanaman dengan perbandingan 3:1.
Klorofil
a termasuk dalam pigmen yang disebut porfirin; hemoglobin juga termasuk di
dalamnya.Klorofil a mengandung atom Mg yang diikat dengan N dari dua cincin
pirol dengan ikatan kovalen serta oleh dua atom N dari dua cincin pirol
lainmelalui ikatan koordinat; yaitu N dari pirol yang menyumbangkan pasangan
elektronnya pada Mg (pada gambar dinyatakan dengan garis putus-putus).
b. Mioglobin dan Hemoglobin
Mioglobin dan hemoglobin ialah zat warna merah pada daging yang tersusun oleh protein globin dan heme yang mempunyai inti berupa zat besi. Heme merupakan senyawa yang terdiri dari dua bagian yaitu atom zat besi dan suatu cincin plana yang besar yaitu porfirin.
Porfirin
tersusun oleh empat cincin pirol yang dihubungkan satu dengan lainnya dengan
jembtan meten. Heme juga disebut feroprotoporfirin. Baik hemoglobin maupun
mioglobin memiliki fungsi yang serupa yaitu berfungsi dalam transfor oksigen
untuk keperluan metabolisme.
c. Karotenoid
Karotenoid
merupakan kelompok pigmen yang berwarna kuning, oranye, merah oranye yang
terlarut dalam lipida (minyak), berasal dari hewan maupun tanaman, misalnya
fukoxanthin yang terdapat didalam lumut, lutein, violaxanthin, dan neoxanthin
terdapat pada dedaunan, likopen pada tomat, kapsanthin pada cabe merah, biksin
pada annatto, caroten pada wortel, dan astazanthin pada lobster.
B. PENGAWET MAKANAN
Pengawet adalah bahan yang dapat mencegah atau menghambat fermentasi, pengasaman atau penguraian lain terhadap makanan yang disebabkan mikroorganisme. Zat pengawet dimaksudkan untuk memperlambat oksidasi yang dapat merusak makanan. Ada dua jenis pengawet makanan yaitu alami dan sintetik (buatan).
Pengawet yang paling aman
adalah bahan-bahan alam, misalnya asam cuka (untuk acar), gula (untuk manisan),
dan garam (untuk asinan ikan/telur). Selain itu beberapa bahan alam misalnya
saja penambahan air jeruk atau air garam yang dapat digunakan untuk menghambat
terjadinya proses reaksi waktu coklat (browing reaction) pada buah apel.
Maksud dan tujuan dari
pada penggunaan bahan pengawet makanan adalah untuk memelihara kesegaran dan
mencegah kerusakan makanan atau bahan makanan. Beberapa pengawet yang termasuk
antioksidan berfungsi mencegah makanan menjadi tengik yang disebabkan oleh
perubahan kimiawi dalam makanan tersebut.
Fungsi pengawet adalah:
• mencegah proses
peluruhan yang terjadi sesuai dengan pertambahan waktu
• menjaga kualitas yang memadai
• menjaga kualitas yang memadai
• sebagai penambah daya
tarik makanan
Tiga macam zat pengawet:
1. GRAS (General Recognized as Safe) bersifat alami, aman, dan tidak menimbulkan efek racun.
2. ADI (Accpeptable Daily
Intake) ditetapkan batas penggunaanya untuk melindungi konsumen
3. Zat yang tidak layak
untuk dikonsumsi contoh: boraks, formalin, dan rhodamin – b.
Bahan pengawet buatan yang tidak diperbolehkan adalah formalin dan boraks.
Bahan pengawet buatan yang tidak diperbolehkan adalah formalin dan boraks.
1. Formalin
(Formaldehyde solution)
2. Merupakan
suatu larutan yang tidak berwarna, berbau tajam yang mengandung lebih kurang 37
% formaldehit dalam air, biasanya ditambahkan mineral 10-15 % sebagai pengawet,
Penggunaan formalin
seharusnya untuk Pembunuh kuman, sehingga dimanfaatkan untuk pembersih lantai,
kapal, gudang dan pakaian; Pembasmi lalat dan berbagai serangga, bahan pada
pembuatan sutra buatan, zat pewarna, cermin kaca dan bahan peledak;
Dalam dunia fotografi
biasanya digunakan untuk pengeras lapisan gelatin dan kertas; Bahan untuk
pembuatan produk parfum; Bahan pengawet produk kosmetika dan pengeras kuku;
Bahan untuk insulasi busa; Pencegah korosi untuk sumur minyak dan Bahan perekat
untuk produk kayu lapis (plywood).
Namun sungguh mengerikan
karena saat ini marak digunakan formalin sebagai sering digunakan untuk
mengawetkan tahu dan mie basah sehingga dapat menyebabkan kanker paru-paru,
gangguan pada jantung, gangguan pada alat pencernaan, gangguan pada ginjal dll.
Bahaya formalin pada
kesehatan: Dalam jangka pendek (akut), bila tertelan formalin maka mulut,
tenggorokan dan perut terasa terbakar, sakit menekan, mual, muntah dan diare,
dapat terjadi pendarahan, sakit perut hebat, sakit kepala, hipotensi, (tekanan
darah rendah), kejang, tidak sadar hingga koma.
Disamping itu formalin
juga menyebabkan kerusakan jantung, hati, otak, limpa, pankreas, sistem saraf
pusat dan ginjal. Jangka panjang (kronik), mengkonsumsi bahan makanan yang
mengandung formalin, efek sampingnya tampak setelah jangka panjang, karena
terjadi akumulasi formalin dalam tubuh.
Timbul iritasi pada
saluran pernafasan, muntah, sakit kepala, rasa terbakar pada tenggorokan, dan
rasa gatal di dada. Pada hewan percobaan dapat menyebabkan kanker sedangkan
pada manusia diduga bersifat karsinogen (menyebabkan kanker).
Tanda dan gejala keracunan formalin: Menyebabkan rasa terbakar pada mulut, saluran pernafasan dn perut, sulit menelan, diare, sakit perut, hipertensi, kejang dan koma.
Tanda dan gejala keracunan formalin: Menyebabkan rasa terbakar pada mulut, saluran pernafasan dn perut, sulit menelan, diare, sakit perut, hipertensi, kejang dan koma.
Kerusakan hati, jantung,
otak, limpa, pankreas, sistem susunan saraf pusat dan gangguan ginjal.
Berdasarkan temuan patologis, formaldehid merusak jaringan dan menyusutkan
selaput lendir, juga merusak hati, ginjal, jantung dan otak.
Pertolongan pertama pada keracunan formalin
Bila tertelan, berikan
arang aktif (norit) bila tersedia. Jangan lakukan rangsangan muntah pada korban
karena akan menimbulkan risiko trauma korosif pada saluran cerna atas. Bila
gejala masih berlanjut bawa penderita ke Puskesmas/Rumah Sakit terdekat.
Ciri-ciri produk pangan yang mengandung
formalin
a. Ciri-ciri ikan asin yang mengandung formalin:
1) Tidak rusak sampai
lebih dari sebulan pada suhu kamar (25 derajad celcius),
2) Warna bersih dan cerah,
3) Tidak berbau khas ikan
asin dan tidak mudah hancur,
4) Tidak dihinggapi oleh
lalat bila ditaruh ditempat terbuka.
b.
Ciri-ciri tahu yang mengandung formalin:
1) Tekstur lebih kenyal
2) Tidak mudah hancur
3) Lebih awet dan tidak mudah busuk
4) Beraroma menyengat karena ada formalin.
c. Ciri-ciri mie basah yang mengandung formalin:
1) Tampak sangat berminyak
2) Lebih awet dan tidak mudah basi
3) Beraroma menyengat karena ada formalin.
d. Ciri-ciri ikan basah yang mengandung formalin:
1) Warna putih bersih dan tekstur kenyal
2) Insang berwarna merah
tua bukan merah segar
3) Lebih awet dan tidak
mudah busuk.
e. CCiri-ciri ayam yang mengandung formalin:
1) Warna putih bersih
2)
Lebih awet dan tidak mudah busuk.
3.
Boraks
Penggunaan boraks atau
pijer atau kie dapat merupakan garam Natrium Na2 B4O7 10H2O yang banyak
digunakan dalam berbagai industri nonpangan khususnya industry kertas, gelas,
pengawet kayu, dan keramik. Gelas pyrex yang terkenal dibuat dengan campuran
boraks.
Boraks sejak lama telah digunakan masyarakat untuk pembuatan gendar nasi, kerupuk gendar, atau kerupuk puli yang secara tradisional di Jawa disebut “Karak” atau “Lempeng”. Disamping itu boraks digunakan untuk industri makanan seperti dalam pembuatan mie basah, lontong, ketupat, bakso bahkan dalam pembuatan kecap.
Bakso yang menggunakan
boraks memiliki kekenyalan khas yang berbeda dari kekenyalan bakso yang
menggunakan banyak daging disukai dan tahan lama sedang kerupuk yang mengandung
boraks kalau digoreng akan mengembang dan empuk, teksturnya bagus dan renyah.
Mengkonsumsi boraks dalam makanan tidak secara langsung berakibat buruk, namun sifatnya terakumulasi (tertimbun) sedikit-demi sedikit dalam organ hati, otak dan testis. Boraks tidak hanya diserap melalui pencernaan namun juga dapat diserap melalui kulit. Boraks yang terserap dalam tubuh dalam jumlah kecil akan dikelurkan melalui air kemih dan tinja, serta sangat sedikit melalui keringat. Boraks bukan hanya menganggu enzim-enzim metabolisme tetapi juga menganggu alat reproduksi pria.
Boraks yang dikonsumsi cukup tinggi dapat menyebabkan gejala pusing, muntah, mencret, kejang perut, kerusakan ginjal, hilang nafsu makan, gangguan pada kulit, gangguan pada otak, gangguan pada hati, lemak, dan ginjal. Dalam jumlah banyak, boraks menyebabkan demam, anuria (tidak terbentuknya urin), koma, merangsang sistem saraf pusat, menimbulkan depresi, apatis, sianosis, tekanan darah turun, kerusakan ginjal, pingsan, bahkan kematian. Dengan gejala sebagai berikut:
a. Tanda dan gejala akut
- Muntah
- diare
- merah dilendir
- konvulsi dan depresi SSP(Susunan Syaraf Pusat)
b. Tanda dan gejala kronis
- Nafsu makan menurun
- Gangguan pencernaan
- Gangguan SSP : bingung dan bodoh
- Anemia, rambut rontok dan kanker
Bahan pengawet yang aman dipakai, namun bahaya jika terlalu berlebih:
a. Kalisum benzoate
Pengawet ini bisa menghambat pertumbuhan bakteri
penghasil racun, bakteri spora, dan bkateri bukan pembusuk, Bahan ini
menimbulkan kesan aroma fenol, Bahan pengawet ini digunakan untuk mengawetkan
minuman ringan, minuman anggur, saus sari buah, siro, dan ikan asin. Dampak
negatif dari bahan ini adalah menimbulkan asma bagi penderitannya.
b. Sulfur dioksida (so2)
Digunakan pada sari buah, buah kering, sirop,
dan acar. Bahan ini berisiko menyebabkan perlukaan lambung, mempercepat
serangan asma, mutasi genetik, kanker, dan alergi.
c. Kalium nitrit
Bahan ini berwarna putih dan kuning, yang
digunakan untuk menghambat pertumbuhan bakteri pada daging dan ikan dalam waktu
singkat. Efek samping dari bahan ini adalah kesulitan bernafas, sakit kepala,
anemia, radang ginjal, dan muntah–muntah.
d. Kalsium propionat/natrium propionate
Keduannya termasuk golongan asam propionat, yang digunakan untuk mencegah jamur atau kapang. Bahan ini menyebabkan migren, kelelahan, dan insomnia.
e. Natrium metasulfat
Digunakan pada produk roti dan tepung. Bahan ini
menyebakan alergi pada kulit.
f. Asam sorbet
Digunakan pada prduk jeruk, keju, salad buah,
dan produk minuman. Bahan ini bisa menyebabkan perlukaan kulit.
Bahan–bahan pengawet yang berbahaya antara lain:
1. Natamysin, yang digunakan pada produk daging dan keju, yang menyebabakan mual, muntah, tidak nafsu makan, diare, dan perlukaan kulit.
2. Kalium asetat, digunakan pada makanan yang asam dan bisa menyebabkan rusaknya ginjal.
3. Butil hidroksi anisol (bha), biasanya terdapat pada daging babi dan sosis, minyak sayur, shortening, keripik kentang, pizza, dan teh instan.
C. PEMANIS MAKANAN
Bahan pemanis buatan adalah bahan tambahan makanan buatan yang ditambahkan pada makanan dan minuman untuk menciptakan rasa manis. Suatu senyawa untuk dapat digunakan sebagai pemanis jika larut dan stabil pada kisaran pH yang luas, stabil pada kisaran suhu yang luas, mempunyai rasa manis dan tidak mempunyai side atau aftertaste dan murah, setidaknya tidak melebihi harga gula (sukrosa).
Senyawa yang mempunyai
rasa manis strukturnya sangat beragam tetapi mempunyai kemiripan sistem
donor/akseptor proton (sistem AH/B) yang cocok dengan sistem reseptor (AH/B)
pada indera perasa manusia. Beberapa pemanis buatan yang sering digunakan
adalah:
1. Sakarin
Tingkat kemanisan sakarin adalah 300 kali lebih
manis daripada gula. Karena tidak mempunyai nilai kalori, sakarin sangat
populer digunakan sebagai pemanis makanan diet.
2. Siklamat
Tingkat kemanisannya 30 kali lebih manis daripada gula dan tidak memberikan after taste. Siklamat dilarang penggunaannya karena produk degradasinya yaitu sikloheksil amina bersifat karsinogenik. Hidrolisis tersebut terjadi akibat kegiatan ezim yang dihasilkan pada sistem pencernaan monogastrik.
3. Aspartam
Aspartam atau metil ester dari
L-aspartil-L-fenilalanin merupakan pemanis yang mempunyai nilai kalori karena
aspartam merupakan suatu dipeptida dengan kadar kemanisan yang tinggi (200 kali
sukrosa). Karena merupakan dipeptida, Asapartam mudah terhidrolisis, mudah
mengalami reaksi kimia yang biasa terjadi pada komponen pangan lainnya dan
mungkin terdegradasi oleh mikroba.
Hal tersebut tentunya
merupakan limitasi penggunaan aspartam pada produk-produk pangan berkadar air
tinggi. Jika mengalami hidrolisis aspartam akan kehilangan rasa manisnya. Di
dalam makanan aspartam dapat mengalami kondensasi intramolukuler menghasilkan
diketo piperazin.
Biasanya digunakan untuk es cream
4. Asesulfam K.
Asesulfam K adalah senyawa
6-metil-1,2,3-oksatizin-4(3H)-on-2,2-dioksida atau merupakan asam asetoasetat
dan asam sulfamat. Tingkat kemanisan asesulfam adalah 200 kali lebih manis
daripada sukrosa. Pengujian laboratorium telah membuktikan bahwa sesulfam K tidak
berbahaya bagi manusia dan stabilitasnya selama pengolahan sangat baik.
Sedangkan zat pemanis alami dibedakan menjadi:
1. Pemanis nutrifi
Pemanis alami yang
menghasilkan kalori. Berasal dari tumbuhan, hewan, dan
hasil pengurain karbohidrat. Pemanis ini bisa mengakibatkan obesitas.
hasil pengurain karbohidrat. Pemanis ini bisa mengakibatkan obesitas.
2. Pemanis nonnutriffi
Pemanis alami yang tidak
menghasilkan kalori. Berasal dari tumbuhan dan dari
kelompok protein
kelompok protein
D. PENYEDAP RASA PADA MAKANAN
Kalau kita ingin melihat
pencemaran makanan karena zat kimia, yang paling nyata adalah pada jajanan
anak-anak. Jajanan anak-anak seringkali dan pada umumnya mengandung penyedap
rasa vetsin atau MSG (monosodium glutamate) dengan takaran yang tinggi tak
terkendali!
Penyedap rasa merupakan setiap substansi yang menambah cita rasa atau bau dan dibuat dengan proses sintesis atau buatan yang serupa bila ditambahkan dalam bahan pangan. Setiap penyedap yang dari alam tidaklah dianggap sebagai penyedap buatan (Desproiser, 1988).
Setiap penyedap rasa yang
ditambahkan kedalam bahan makanan harus di tampilkan dalam etiket atau label,
tanpa melihat jumlahnya dengan cukup menuliskan artificial flavoring.
Beberapa jenis penyedap
rasa buatan yang sering ditambahkan adalah kalsium siklo heksil, kalsium
sakarin, sakarin, natrium sikloheksil sulfamat, natrium sakarin. Zat ini
dibedakan menjadi zat penyedap aroma dan penyedap rasa. Zat penyedap aroma
buatan terdiri dari senyawa golongan ester, antara lain oktil asetat, iso amil
asetat, dan iso amil valerat. Zat penyedap rasa terdiri dari monosodium gulmate.
MSG berlebihan bisa menyebabkan “restoran cina”.
Bahaya Penyedap Rasa Buatan ( MSG ) Bagi Kesehatan
SHIMIZHU dkk, yang mengadakan penelitian pada tahun 1971 melaporkan bahwa MSG yang diberikan kepada anak ayam yang dicampurkan pada air minumannya menyebabkan matinya anak ayam tersebut disebabkan ginjalnya rusak.Ø
GREENBERG dkk. (1973) melaporkan hahwa Tikus kecil yang diberi pakan MSG ketahuan sel-sel darah putihnya berubah berupa sel-sel kanker.Ø
SNAPIR dkk. (1973 ) melaporkan bahwa anak ayam sudah diberi MSG, jumlah sel otaknya berkurang 24% dibanding dengan anak ayam yang normal tanpa diberi MSG.Ø
Institut Penelitian Dan Pencegahan. Untuk kesehatan Nasional dari Kementrian Kesehatan Jepang sudah mengadakan percobaan dengan jalan memberi larutan MSG 2% terhadap beberapa anak ayam. Ketahuan hahwa anak Ayam tersebut semuanya mati.
Sedang yang dilaporkan oleh Baptist (1974) yaitu : ” MSG di Singapura menyebabkan penyakit radang hati dan menurunkan tingkat kecerdasan (IQ) bagi anak-anak sekolah.
Penelitian di Indonesia yang dilakukan oleh Dr. Iwan T. Budiarso yang hasilnya yaitu : anak Ayam dan Anak Bebek yang diberi MSG itu mati. Sedangkan anak Ayam yang sudah agak besar seperti yang dibius, jalannya tidak normal, dan rupa-rupa gejala lainnya.
Masih banyak penilitian-penelitan yang membuktikan bahwa MSG itu positif menimbulkan kelainan terhadap hewan-hewan yang dibuat percobaan.
Sedangkan penelitian yang mengatakan MSG itu tidak menyebabkan mengganggu kesehatan, datangnya dari catatan ilmiah Dr. Achmad Ramli.
Ketua Majelis Pertimbangan
Kesehatan dan Syara Dep. Kes. R.I. juga dari Lembaga Farmasi Nasional Kesehatan
R.I. dan Kepala Balai Penelitian Kimia P.N. NUPIKAYASA menyatakan bahwa MSG
tidak menimbulkan hahaya terhadap kesehatan kalau dalam pemakaiannya
sewajarnya.
Tapi ini penelitian pada
tahun 1962 sedangkan penelitian yang menemukan adanya pengaruh itu pada tahun
1969 . Oleh sebab itu tentu penelititahun 1962 perlu ditanya akan
bonafiditasnya.
WHO pun tidak tinggal diam, hasil penelitian yang berupa rekomendasi yang disampaikan pada sidang CODEX ALIMENTARY COMMISSION (CAC) tahun 1970 menyebutkan hahwa MSG berupa makanan sehari-hari, bisa dipakai paling banyak 6 mg/kg berat badan manusia dewasa. Jadi kalau berat hadannya 50kg, seharinya tidak boleh lebih dari 2 gram.
Di Amerika, dan di
Singapura ada peraturan yang menyebutkan tidak boleh ditambahkan terhadap
makanan bayi dan terhadap makanan yang sudah jadi (instant). Makanan harus
memakai takaran yang sudah ditentukan dan menyampurkannya pun harus dibatasi.
Sumber : #diambil dari berbagai
Posting Komentar