RMOL. Ekonom senior, Rizal Ramli, ternyata sudah lama
merencanakan kunjungan ke kawasan industri Cikarang, Kabupaten Bekasi,
Provinsi Jawa Barat. Dia punya alasan sendiri, karena Cikarang merupakan
salah satu wilayah konsentrasi buruh yang paling besar di Indonesia,
yaitu sekitar 800 ribu buruh dari 3.500 pabrik di Bekasi.
Hari
ini, keinginan mantan Kepala Badan Urusan Logistik ini berdialog dengan
buruh Cikarang akhirnya terwujud. Dialog berlangsung di markas para
buruh yang dinamakan Omah Buruh, kawasan EJIP, Cikarang, dihadiri 500-an
buruh dari Federasi Serikat Pekerja Metal Indonesia (FSPMI), Majelis
Pekerja Buruh Indonesia (MPBI) dan Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia
(KSPI).
Dalam pertemuan itu, isu kenaikan harga bahan bakar
minyak (BBM) bersubsidi jadi perhatian khusus. Buruh sangat geram dengan
rencana pemerintah menaikkan harga BBM karena mereka baru saja sukses
dalam perjuangan untuk menaikkan upah minimum provinsi atau regional.
"Kalau
harga BBM naik maka manfaat dari kenaikan gaji pasti berkurang.
Teman-teman buruh mayoritas menggunakan sepeda motor. Ada sekitar 63
juta pesepeda motor di Indonesia yang gunakan BBM yang kebanyakan kelas
menengah ke bawah, dan industri kecil," ucap Rizal.
Kalau
pemerintah menaikkan BBM, menurutnya, jelas merugikan masyarakat
menengah ke bawah. Sementara, saat ini tidak ada alternatif di moda
transportasi. Rakyat bawah tidak ada pilihan lain karena pemerintah
tidak pernah memperhatikan sistem transportasi publik.
"Masih ada
cara lain selain menaikkan harga BBM. Pertama, menghentikan subsidi
bunga obligasi yang nilainya satu tahun Rp 60 triliun. Ini jauh lebih
besar dari manfaat kenaikan BBM yang dirancang," terangnya.
Kedua,
ketegasan sikap pemerintah terhadap mafia migas yang untung Rp 10
triliun setahun. Ketiga, memperbaiki banyak inefisiensi dalam industri
energi (biaya industri migas terlalu mahal) dan peningkatan penggunaan
gas alam.
Sayangnya, kreativitas untuk memperbaiki anggaran tidak
diperbaiki. Malah, ditambah dengan pernyataan para pejabat negara yang
konyol.
"Menteri Keuangan yang baru bodoh banget dengan bilang
pertumbuhan ekonomi turun, angka pengangguran tidak akan turun,"
tandasnya.
Hal itu dikatakannya menanggapi M. Chatib Basri yang
kemarin mengatakan, walau angka pertumbuhan ekonomi hanya 6,2 persen
tetap saja tidak akan meningkatkan angka pengangguran. [ald]
Sumber : http://polhukam.rmol.co/read/2013/06/05/113392/Rizal-Ramli:-Masih-Banyak-Cara-Selain-Menaikkan-Harga-BBM-
Posting Komentar