LPKSMCELEBES.COM, Mksr–
Beras, makanan pokok hampir seluruh masyarakat Indonesia ternyata tidak lepas
dari bahan-bahan berbahaya.
Hasil
penelitian Dosen Fakultas Pertanian Universitas dr Soetomo (Unitomo) Surabaya,
Restu Tjiptaningdyah memastikan ada kandungan klorin pada beras yang banyak
beredar di pasaran.
Klorin
banyak ditemukan pada pemutih pakaian, deterjen maupun penjernih
air. Dalam
penelitiannya, Restu mengambil sampel 16 jenis beras yang ada di pusat toko
beras di Surabaya. Masing-masing
beras lalu dilarutkan dalam air mineral, kemudian dikocok hingga timbul larutan
putih.
Setelah
itu, larutan ini diberi tiga tetes Kalium Kromat. Kemudian ditetesi dengan
perak nitrat.
”Jika
setelah ditetesi perak nitrat timbul endapat berwarna merah bata, berarti beras
tersebut mengandung klorin,”terang Restu saat dikonfirmasi, Sabtu (12/10/2013).
Semakin
banyak perak nitrat yang dipakai untuk membentuk endapan merah bata, berarti
kandungan klorin dalma besar tersebut semakin tinggi. Dari 16
jenis beras yang diteliti Restu, terdapat 10 jenis beras yang mengandung
klorin. Kadarnya berkisar antara 20 hingga 90 ppm.
Restu
enggan mengungkapkan beras jenis dan merk apa saja yang mengandung klorin.
Dia
hanya menyebut bahwa kandungan klorin banyak terdapat pada beras polesan.
Beras
ini beredar cukup luas, tidak hanya terbatas di pusat beras, tapi juga di
pengecer kecil.
”Saya
juga menemukan di toko-toko kecil dekat rumah,”katanya. Kandungan
klorin ini tidak memberikan reaksi langsung ketika dikonsumsi seperti muntah
maupun mual.
Tetapi
zat ini akan terakumulasi dan baru akan menimbulkan dampak pada tubuh 15 tahun
kemudian.
Adanya
klorin dalam beras ini bisa dilihat kasat mata dengan memegangnya. ”Kalau
warnanya putih sekali dan licin. Patut diduga mengandung klorin. Untuk
memastikan tinggal mengetesnya dengan Kalium Kromat dan Perak Nitrat,”ujar ahli
bidang Teknologi Pangan dan Gizi.
Kandungan
klorin ini bisa berkurang melalui proses pencucian terus menerus. Karena itu
Restu
menyarankan kepada masyarakat sebelum mengolah nasi untuk mencuci beras lebih
dari tiga kali.
Dari
hasil penelitiannya beras yang dicuci lebih dari tiga kali kandungan klorin
turun hingga 10 ppm.
”Kalau
dulu disarankan mencuci beras tidak sering-sering agar kandungan vitamin D
tidak luntur. Kalau sekarang saya sarankan dicuci lebih dari tiga kali agar
kandungan klorinnya luntur. Ini sebagai antisipasi. Vitamin D kan bisa diambil
dari bahan makanan lain,” kataya.
Hasil
penelitian ini belum direkomendasikan ke BP POM atau instansi lain karena saat
ini Restu masih melakuakn pengujian tentang kandungan klorin pada nasi.
”Apakah
beras berklorin ketika dimasak masih ada atau konsentrasinya berkurang atau
bahkan naik. Ini yang masih kami teliti. Setelah itu hasilya baru akan kami
rekomendasikan,”kata master kesehatan ini.
Posting Komentar